Selasa, 08 Mei 2018

Seorang bayi masih hidup ditemukan terlantar di dalam toilet kampus

Seorang bayi masih hidup ditemukan terlantar di dalam toilet kampus

Universitas Hasanuddin, jalan Perintis Kemerdekaan kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 8 Mei 2018. Belakangan diketahui bahwa bayi itu baru dilahirkan dan ditinggalkan oleh seorang peserta ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).


Humas Universitas Hasanuddin Ishaq Rahman mengatakan, bayi dilahirkan oleh seorang peserta SMPTN berinisial IRF di toilet ruang Pusat Bahasa. IRF merupakan peserta asal kabupaten Enrekang yang ikut ujian campuran untuk tiga jurusan tujuan.

"Bayinya dalam keadaan selamat, masih hidup. Ibunya juga, sampai pukul tiga petang masih dirawat di Rumah Sakit Unhas," kata Ishaq saat memberi keterangan pers di kantornya.

Ishaq menceritakan bahwa, menurut sejumlah keterangan saksi, IRF melahirkan bayinya di tengah sesi kedua ujian SBMPTN. Ujian dimulai pukul 10.45 Wita. Namun 30 menit setelah dimulai, wanita itu mengeluh sakit perut dan izin ke toilet.

IRF disebut tiga kali bolak-balik toilet dengan ditunggui seorang pengawas di depan pintu. Saat izin terakhir, durasinya, kata Ishaq, agak lama. Pengawas pendamping, dari luar mendengarkan dia seperti meringis.

"Sesuai SOP kita, kalau ada peserta ujian yang sakit disiapkan tim medis. Tiga orang medis yang datang menunggu sampai satu jam di depan toilet. Mereka mendengar IRF merintih dan menumpahkan banyak air dari bak," ujar Ishaq.

Saat keluar dari ruangan, IRF disebut dalam keadaan basah kuyup. Wajahnya pucat dan ada bercak darah di badan. Dia ngotot ingin kembali ikut ujian, namun oleh tim medis tidak dibolehkan. Aturannya, peserta yang sakit harus diperiksa di rumah sakit sebelum mendapatkan rekomendasi dokter.

Tim medis yang curiga sempat memeriksa toilet tapi tidak menemukan apa-apa di sana. IRF dibawa ke RS Unhas dengan Ambulance. Baru setengah jam kemudian seorang petugas kebersihan kampus menemukan bayi malang itu di dalam toilet yang sama.

"Ternyata bayi itu dimasukkan ke dalam tangki penampungan air toilet siram (flush). Setelah koordinasi dengan tim pengawas, petugas medis dihubungi kembali untuk mengambil. Bayi dibungkus kain seadanya," Ishaq menceritakan.

"Menurut keterangan tim medis kami, ketika bayi itu tiba di UGD, peserta ujian berinisial IRF ada di ruangan yang sama. Dia langsung mengakui bahwa itu anaknya," Ishaq melanjutkan.

Ishaq menyatakan peristiwa ini di luar kontrol panita SBMPTN. Panitia tidak bisa mengecek satu persatu untuk memastikan kondisi kesehatan peserta. Panitia hanya bisa menyediakan tim medis untuk menangani hal di luar perkiraam seperti kondisi ini.

Unhas menyerahkan kasus ini kepada kepolisian untuk diselidiki lebih lanjut. Soal status IRF, dipastikan tidak lulus SBMPTN karena tidak mengikuti salah satu sesi ujian.

"Tim medis tidak memberi rekomedasi dia untuk kembali ujian, karena lebih mengutamakan penyelamatan jiwanya. Secara umum kejadian ini tidak mengganggu proses SBMPT," kata Ishaq.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar